Bupati Batanghari saat hadir di acara Lembaga Adat Serentak Bak Regam/foto:ist |
Pada sambutannya, Fadhil meminta doa dan support dari semua hadirin agar dirinya dan H Bakhtiar serta jajaran Pemkab Batanghari tetap istiqomah, tetap amanah dalam menjalankan tugas di pemerintahan.
“Pastilah kami jauh dari kesempurnaan. Tapi kalau dikato-katoin bae, dak tambah sempurna dio, malah tambah rusak. Kalau biso dikasih kritik yang membangun, kritik yang produktif, sehingga kito biso berbenah diri,’ ujarnya.
Kemudian Fadhil menyebutkan, seringkali ada yang menyebutkan dirinya tidak berlaku adil dalam membangun fasilitas dan infrastuktur, salah satunya membangun jalan.
“Ado jugo yang mengatokan, kalu ini dibangun terus yang ini dak dibangun, dak adil namonyo. Betul, dak biso serampak galo-galonyo. Karno duitnyo kurang. Kalau niat kito besok pagi gawe ni sudahlah. Cuma karno duitnyo terbatas, kito cari mano yang jumlah kebermanfaatannya lebih besar,” kata dia.
Menurutnya, dalam membangun infrastruktur tersebut, mereka tentu mengkaji terlebih dahulu azaz manfaat dari penggunaan jalan tesebut, sehingga mampu memberikan manfaat untuk khalayak ramai.
“Kalau istilahnyo bangun jalan, jalan A dibangun berapo banyak yang bakal lewat, kalau jalan B dibangun berapo banyak yang bakal lewat. Yang lebih banyak orang memanfaatkannyo itu yang kito dahulukan,” sebutnya.
Dikatakan Fadhil, untuk menentukan titik-titik pembangunan jalan tersebut, ia bersama jajaran lainnya tidak melihat bedasarkan data di wilayah mana saja Dirinya dan Bakhtiar memenangkan suara terbanyak saat Pilkada 2020.
“Dak pula dak nengok data kalah/menang di situ dulu dak. Yang kalah kito bangun jugo, yang menang kito bangun jugo,” ujarnya.
“Tapi kadang-kadang ado pulo yang suudzon, ai tu genah dio menang, makonyo dibangun. Ai dak, menang atau kalah kito bangun. Desa Ture kito kalah, kito bangun. Simpang Kilangan kalah telak sayo, dibangun jugo,” sambung Fadhil.
Lanjutnya, selaku pemimpin Batanghari, tentunya ia harus berlaku adil, sebab itu yang menjadi tantangan utama yang harus dihadapi, sesuai dalam ajaran agama selama ini.
“Sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin yang adil, bukan yang padek pidato, bukan yang padek berlindung. Tapi pemimpin yang adil, namun bersikap adil itu pasti banyak tantangan dan cobaan,” pungkasnya. (ANI)