Kasat Pol PP Batanghari/foto:ist |
Namun ternyata, berdasarkan penelusuran bulian.id, oknum AD tidak hanya satu kali tersandung masalah. Selama ia menjabat sebagai pejabat Eselon II di instansi tersebut, ia sudah beberapa kali melakukan tindakan dan pernyataan yang dianggap blunder.
Seperti, pertama pada tahun 2021, tepatnya di bulan November, ia sempat melarang/menghalangi petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Batanghari untuk melakukan tes urin kepada semua anggota kantor dinas tersebut. Dengan alasan bahwa pihak BNN belum meminta izin kepada Bupati Batanghari.
Padahal, pihak BNN sudah menghubungi dan meminta izin kepada Bupati Batanghari untuk melakukan tes urine kepada seluruh pegawai di dinas tersebut.
“Saya sudah menghubungi dan minta izin sama Pak Bupati langsung. Tapi kenapa kok giat saya dihalangi,” ujar Kepala BNNK Batanghari, M Zuhairi, Selasa (16/11/2021).
Kemudian kedua, di penghujung tahun 2022, ‘AD’ kembali mengungkapkan pernyataan yang bertentangan dengan publik. Dimana saat itu, ada beberapa unggahan di medsos terkait perusakan lampu taman di Taman Tapah Malenggang.
Lampu taman yang menjadi fasilitas penunjang keindahan taman tersebut dirusak oleh oknum masyarakat. Namun dibantah oleh ‘AD’ bahwa lampu tersebut rusak dengan sendirinya, karena kualitas dari lampu tersebut tidak bagus.
“Itu bukan dirusak. Jadi gini, kalau yang semalam itu yang rusak bukan di pematang umo tinggal, tapi lampu yang di bawah, kejadian itu jam setengah sepuluh, pas ada juga anggota saya yang di situ. Dia memang pecah sendiri ada suara ‘tak tak tak’ kata dia kan. Nah itu akibat dari kalau saya prediksi saya memang kualitas lampunya, bukan dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” ujar ‘AD’ dikutip dari media inilahjambi.com, Jumat (30/12/2022).
Lalu ketiga, dikutip dari media tigasisi.net, ada kejadian yang menarik di kantor yang ‘AD’ pimpin yakni, pesta miras. Dimana adanya video dan foto pesta miras yang dilakukan oleh anggotanya. Lalu, ‘AD’ yang merupakan pimpinan hanya memberikan teguran secara lisan.
“Belum ada sanksi, tapi saya bilang jangan diulangi,” kata dia.
Namun, anehnya ia tidak mengetahui siapa anggota yang sedang pesta miras tersebut.
“Belum ada tindak lanjut, karena saya belum tahu siapa saja yang ikut, karena mereka ini bukan hanya satu orang, mulai dari ASN sampai ke honorer,” kata dia.
Sementara keempat, untuk kejadian beredarnya video anak buahnya sedang bermain judi online di kantor, ‘AD’ tidak memberikan tanggapan secara spesifik bahkan awak media pun tidak bisa menemui dirinya.
Blunder kelima yang dilakukan oleh ‘AD’ yakni, dikutip dari media Gatra.com, pada 6 Mei 2023, kedapatan salah satu anggota ‘AD’ yang tengah bertugas di pos penjagaan tengah tertidur pulas dan berselimutkan bendera merah putih.
Menyikapi itu, ‘AD’ pun memberikan pembelaan. Dikatakannya, bahwa yang tertidur di pos jaga tersebut bukanlah anak buahnya, melainkan teman dari anak buahnya.
“Menurut saya ini bukan anggota saya. Karena begini, karena di pos jaga Kantor Bupati ada tempat tidur, ada kasur disitu. Tidak mungkin anggota saya tidur di teras. Karena pos Kantor Bupati ada kamar tersendiri untuk beristirahat, ada kasur, ada bantal, sehingga dia tidak mungkin tidur di teras,” kata dia, Sabtu (06/05/2023).
Nemun, berapa hari kemduian, ‘AD’ mengakui bahwa yang tertidur berselimutkan bendera mereah puith itu memang benar anak buahnya yang sedang bertugas.
“Saya selaku pimpinan telah melakukan pemeriksaan secara internal. Memang oknum anggota saya yang melakukan itu. Ternyata yang bersangkutan dalam keadaan sakit. Jadi tidak ada unsur untuk melecehkan simbol negara ataupun membuat gaduh,” ujarnya, Rabu (24/05/2023).
Lalu keenam, meskipun pernyataan ‘AD’ ini tidak tertulis dibeberapa media, namun saat itu sempat menunjukkan sisi arogansi dan belum move on dari politik Pilkada. Bahkan di hadapan ASN yang hendak melakukan apel gabungan rutin setiap senin di halaman kantor Bupati Batanghari. ‘AD’ menyinggung timses dari Fadhil-Bakhtiar.
“Seluruh Timses FB kumpul di Gua Jepang,” singkatnya saat itu.
Terakhir, ‘AD’ kembali menuai masalah, dia diduga melakukan penganiayaan terhadap sejumlah anak buahnya, hingga beberapa diantaranya mengalami cedera. Muai dari cedera tulang, luka di bibir dan tangan.
Namun, setelah dilaporkan kepada pejabat Setda Batanghari, semua korban pun dimediasi dengan ‘AD’, tetapi diminta untuk bungkam dan jangan menceritakan permasalahan tersebut kepada publik. (ANI)