Kelompok UMKM Desa Rantau Kermas bersama Gubernur Jambi/foto:ist |
Program yang menggandeng mahasiswa dari bidang studi Manajemen Desa tersebut, bertujuan untuk memberikan pendampingan terintegrasi. Mulai dari peningkatan teknik pertanian, pemrosesan biji kopi, hingga pengembangan strategi pemasaran yang kreatif.
Mira, salah satu anggota kelompok UMKM kopi di desa tersebut, menyambut baik inisiatif mahasiswa ITB AD.
"Mahasiswa tidak hanya memberikan bantuan teknis, tetapi juga membawa semangat baru dan ide-ide segar. Ini membantu kami melihat peluang yang sebelumnya tidak terpikirkan," ujarnya.
Para mahasiswa juga menjalankan pelatihan yang merangkul aspek-aspek manajerial dan penguatan kapasitas, membantu ibu-ibu desa ini untuk lebih mandiri dalam mengelola usaha mereka.
Kegiatan mahasiswa ITB AD bersama kelompok UMKM Rantau Kermas/foto:ist |
"Institut ini selalu berkomitmen untuk memberikan dampak positif di masyarakat. Kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat lokal membentuk fondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," sebutnya.
Sebagai bagian dari program tersebut, mahasiswa juga menerapkan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dalam proses produksi dan menciptakan model bisnis yang berkelanjutan.
"Dengan pemanfaatan teknologi dan pendekatan holistik, kami berharap dapat memberikan kontribusi yang berkelanjutan bagi perkembangan UMKM di Rantau Kermas," ujar melda, mahasiswa Manajemen Desa yang terlibat aktif dalam proyek ini.
Keberhasilan program ini menciptakan preseden positif, menunjukkan bagaimana pendekatan pendidikan tinggi yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dapat menciptakan perubahan nyata dalam kehidupan sehari-hari kelompok UMKM dan masyarakat lokal. Program ini tidak hanya memberikan mahasiswa pengalaman praktis yang tak ternilai, tetapi juga membuktikan bahwa inovasi dan kreativitas dapat menjadi katalisator perubahan yang positif.
Dengan bimbingan dari para dosen dan praktisi industri, mahasiswa melakukan pendampingan langsung, mulai dari peningkatan kualitas biji kopi hingga strategi pemasaran. Salah satu pencapaian terbesar program ini adalah peningkatan efisiensi produksi dan pengetahuan manajerial di kalangan kelompok UMKM.
Sementara itu, ketua produksi, Nizarma mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa/mahasiswi yang terlibat langsung dalam program pemberdayaan UMKM tersebut.
"Kami sangat berterima kasih atas bantuan dan dukungan dari mahasiswa-mahasiswa yang terlibat dalam program ini. Mereka membantu kami memahami teknik pemrosesan kopi yang lebih baik dan memberikan saran berharga untuk meningkatkan penjualan." Sebutnya.
Pendampingan tidak hanya terbatas pada aspek teknis, melainkan juga mencakup pengembangan keterampilan kepemimpinan dan pengelolaan keuangan. Program ini mendorong peran aktif perempuan dalam mengelola UMKM mereka.
Di lain tempta, Dosen Pembimbing Kuliah Kerja Nyata, Uki berharap, program pemberdayaan UMKM atau ekonomi lokal dan juga pengenalan/ pemanfaatan teknologi tersebut dapat memberikn kontribusi bagi produsen kopi di Desa Rantau Kermas.
"Kami berharap program ini dapat memberikan kontribusi positif untuk pemberdayaan ekonomi lokal, khususnya dalam sektor produksi kopi. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman lapangan yang berharga tetapi juga membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar." sebutnya.
Program kuliah kerja nyata ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi universitas lainnya untuk menggabungkan pendidikan tinggi dengan pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi aktif dengan UMKM lokal. Melalui upaya bersama, kita dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan keberlanjutan usaha kecil di Indonesia.(*/ANI)