MFA dan Hasbi Anshory/foto:ist |
Director Managing Lembaga Kajian Politik Regional (LKPR) Jambi, Rian Muiz mengatakan, nama-nama yang muncul untuk menjadi bakal calon Bupati Batanghari belakangan ini masih 'itu-itu' saja. Dan terbagi di tiga trah nama besar.
Namun, pada Pilkada tahun 2024 ini, bakal calon dari tiga trah tersebut tidak bermunculan, sebut saja Trah Hasip Syam, Trah Fattah, Trah Syahirsah. Fenomena politik seperti apa yang terjadi di Kabupten Batanghari saat ini?
“Apakah calon Bupati incumbent Batanghari hari ini dengan sosok Fadhil Arief terlalu kuat? Politik itu tidak bisa disimpulkan demikian. Fenomena politik dari masa ke masa terus berubah. Dan hari ini lebih cendrung dengan fenomena yang sangat “Tansaksional”,” ungkapnya.
Mantan jurnalis ini menyebutkan, berkaca dari hasil Pileg tanggal 14 Februari tahun 2024 ini, bahwa Transaksional dalam politik memang dinilai secara terang-terangan yang tanpa sengaja muncul ke permukaan
Fenomena ini, bahkan ditunggu oleh masyarakat luas. Jadi perlombaaan, bahkan jadi bahan ukuran tersendiri oleh masyarakat. Mereka, seakan-akan tidak peduli dengan anti politik uang.
“Saya bukan tidak menerima hasil Pileg kemarin, namun bisa kita lihat sendiri wakil rakyat di DPRD Provinsi Jambi yang sebentar lagi mau dilantik. Secara personal masing-masing caleg terpilih itu kita sama-sama tau bagimana kapasitas personal masing-masing. Ada plus dan minus-nya,” ungkap Rian Muiz.
Namun, bukan itu yang menjadi persoalan. Ketokohan di dalam politik sepertinya sudah pudar dalam kontestasi Pileg. Tidak dipandang, dan bukan menjadi barang acuan lagi. Dan ini bisa terjadi pada Pilkada serentak tahun 2024 ini.
“Kembali ke Kabupaten Batanghari, belum adanya tokoh potensial sebagai penantang incumbent Muhammad Fadhil Arief untuk Pilkada serentak 2024 ini, bukan berarti MFA sangat kokoh di dalam berpolitik, dan bukan berarti beliau tidak bisa dikalahkan,” sambungnya.
Lanjut dia, semua masih terbuka lebar, peluang itu masih ada. Merujuk dari Fenomena Transaksional tadi, semua dengan mudah untuk didapatkan. Asalkan segala kesiapan perang sangat memadai.
"Lalu, soal trah yang kita bahas tadi di atas, di Batanghari transaksional cukup kuat, tetapi Primodial Politik dan Garis Trah juga masih di pandang di daerah ini," paparnya.
Rian juga menyebutkan, belakangan muncul nama Hasbi Anshory yang digadang-gadang akan menjadi penantang kuat Petahana. Tentunya, jika Hasbi mampu menggaet beberapa trah tersebut, tidak menutup kemungkinan akan membuat incumbent berkeringat.
“Seperti yang kita tahu, Hasbi merupakan Anggota DPR RI aktif yang merupakan putra asli Batanghari, dan pastinya secara popularitas sudah sangat dikenal oleh masyarakat sana. Tinggal memolesnya saja untuk meningkatkan elektabilitas dari Hasbi,” kata dia.
Lanjut Rian, pastinya saat ini sedang terjadi perjodohan politik antara Hasbi dengan salah satu keturunan/keluarga mendiang Abdul Fattah. Sebab Rian menilai, anak-anak dari mendiang Abdull Fattah dinilai mampu menggalang simpatisan untuk Hasbi Anshory.
“Tidak hanya itu saja, secara hubungan keluarga, Hasbi juga masih berkaitan dengan Mantan Bupati Syahirsah. Jika dua trah ini bersatu, Misal pasangan Hasbi-Firdaus atau Hasbi-Anita, maka tidak menutup kemungkinan akan membuat incumbent berkeringat. Namun tetap kembali pada kesiapan perang sang penantang,” tambahnya.
Selain itu, hadirnya Hasbi Anshory sebagai penantang setidaknya juga akan menarik orang-orang yang dulunya berada di barisan Fadhil-Bakhtiar. Sebab, Hasbi sendiri merupakan salah satu tokoh yang berada di barisan yang sama pada Pilbup Batanghari 2020 lalu.
"Sedikit banyaknya pasti ada yang akan berpihak ke Hasbi Anshory. Sebab, dia juga merupakan bagian dari tim pemenangan Fadhil-Bakhtiar pada Pilkada 2020 lalu. Ini bisa menjadi salah satu boomerang bagi incumbent," pungkasnya. (ANI)