Akmaluddin dan M Jaafar/foto:ist |
Hal itu dapat dilihat, dengan adanya tokoh-tokoh potensial di tubuh kedua partai tersebut. Seperti, di PDI-P ada anggota DPRD Provinsi Jambi Akmaluddin dan Anggota DPRD Batanghari, Ibrahim. Sementara di Partai Golkar ada Yunninta Asmara yang merupakan anggota DPRD Batanghari terpilih periode 2024-2029 dan M Jaafar yang merupakan Waka DPRD Batanghari periode 2019-2024.
Director Managing Lembaga Kajian Politik Regional (LKPR) Jambi, Riyan Muiz mengatakan, dengan jumlah kursi yang diraih oleh kedua partai tesebut pada Pileg 2024, kemudian kedua partai ini berkoalisi untuk memunculkan penantang petahana, maka 7 kursi sebagai tiket menuju Pilkada telah mencukupi.
“PDI-P meraih 4 kursi, Golkar meraih 3 kursi, itu sudah terpenuhi sebagai tiket. Dan kita tahu di tubuh kedua partai ini ada nama-nama yang cukup potensial dan memiliki basis suara,” kata dia, (31/07/2024).
Lanjut dia, seperti Akmaluddin ia sendiri sekarang masih menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Jambi, dan kembali terpilih di pileg 2024. Kemudian ada Muhammad Jaafar yang menjabat sebagai Waka 1 DPRD Batanghari atau Yunninta Asmara yang sudah mempunyai basis.
“Pada Pileg 2024, Akmaluddin meraih belasan ribu suara, begitu juga degan M Jaafar. Dan seperti kita ketahui, di Golkar ada Yunninta Asmara yang merupakan istri mantan bupati 2 periode yang saat ini kembali terpilih sebagai Dewan Batanghari,” bebernya.
Rian juga menyebutkan, tidak menutup kemungkinan koalisi partai ini akan terjadi, sebab sampai saat ini kedua partai belum menurunkan surat dukungan bakal calon kepala derah Batanghari.
“Pasangan Akmaluddin-Jaafar, Jaafar-Ibrahim, atau Akmaluddin-Yuninnta Asmara bisa saja terjadi, mengingat keduanya kader partai yang potensial untuk maju sebagai cakada,” pungkasnya. (ANI)