Suasana di Muara Bulian/foto:ist |
Bagaimana tidak, jika beberapa tahun sebelumnya, masyarakat luar Kabupaten Batanghari enggan datang ke Kabupaten Batanghari karena minimnya tujuan untuk berwisata, kini pendatang dari luar mulai berangsur menjadikan Kabupaten Batanghari sebagai salah satu tempat tujuan berwisata.
Bahkan, tak sedikit pendatang atau pemodal yang berani untuk berinvestasi di Kota Muara Bulian, terbukti dengan bermunculannya cafe-cafe atau tempat nongkrong yang ditenggarai milik pemodal dari luar Kabupaten Batanghari.
Hal itu dikarenakan, dalam kurun waktu kurang lebih 3 tahun ini, pemerintah gencar melakukan pembangunan dan pengembangan destinasi objek wisata. Seperti pembangunan Alun-alun Batanghari, Objek Wisata Aek Meliuk, Taman Tapah Malenggang dan sejumlah RTH di beberapa kecamatan di Kabupaten Batanghari.
Di malam hari, titik-titik wisata ini selalu ramai oleh pungunjung, tak sedikit dari mereka datang untuk bersantai, berfoto, dan juga berkumpul bersama keluarga untuk menikmati keindahan suasana malam hari di Kota Muara Bulian.
Bahkan akhir-akhir ini, tak sedikit masyarakat Batanghari memanfaatkan sarana yang ada, mereka pun mulai aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang positif seperti bersepeda, marathon (night run) dan melakukan kegiatan pertunjukan seni pada malam hari.
Pembangunan destinasi wisata ini tentunya menjadi inspirasi bagi masyarakat di beberapa kecamatan dan desa, bahkan di beberapa tempat mulai membangun alun-alun, destinasi wisata buatan dengan menggunakan dana swadaya dari masyarakat. Seperti, pembangunan alun-alun Bajubang yang menggunakan dana swadaya, kemudian pembangunan waterboom di Desa Ladang Peris yang bersumber dari dana desa dan swadaya masyarakat.
Seperti diungkapkan oleh Putri Andini salah satu pendatang dan investor dari luar Kabupaten Batanghari, tahun ini ia memberanian diri untuk berinvestasi di Kabupaten Batanghari, mengingat dalam kurun waktu dua tahun terakhir, Kota Muara Bulian mulai banyak aktivitas baik di siang ataupun malam hari.
“Kami lihat di sini mulai rame bang, dan menurut perhitungan kami tidak salah untuk berinvestasi di sini. Terlebih, objek wisata yang dibangun oleh pemerintah mulai menarik minat masyarakat luar untuk datang ke Batanghari,” ucap Owner Cafe Lain Hati ini.
Sementara itu, Panji Abdiandra yang merupakan Owner Cafe Layri mengatakan, alasan ia berani untuk berinvestasi di Kabupaten Batanghari tak lain melihat dan menilai bahwa visi-misi dari pemimpin Batanghari yang sejalan dengan dirinya.
“Awal saya memulai bisnis di sini masih dapat dikatakan Batanghari masih sepi, itu diawal tahun 2023, Bang. Karena Batanghari merupakan kota penyangga dari Kota Jambi. Namun, ada keselarasan dalam misi kami, yaitu mendatangkan tamu luar ke Kabupaten Batanghari, tentunya pembanganan destinasi wisata harus seiring dengan munculnya bisnis Food and Beverage,’ kata Panji.
Bahkan menurut Panji, di tahun pertama ia memulai bisnis, -pengunjung luar daerah yang hadir ke tempatnya (Cafe Layri, red) sudah mencapai di angka 48.063 orang.
“Itu jumlah pengunjung luar yang datang ke cafe kami di tahun pertama, Bang. Dan itu belum termasuk data mereka yang hanya ingin berfoto-foto di tempat wisata Taman Tapah Malenggang, bebernya.
Ia berharap, kedepan pemerintah daerah terus membuat terobosan-terobosan terbaru untuk menarik minat masyarakat luar Batanghari. Sebab, salah satu upaya untuk meningkatkan minat masyarakat luar untuk datang ke Batanghari yakni, pentingnya branding atau promosi daerah.
“Karena kita yakin, ke depan Kabupaten Batanghari yang awalnya hanya sebagai kota penyangga dari kota utama (Kota Jambi,red), akan menjadi salah satu kota utama yang dikunjungi oleh masyarakat luar Provinsi Jambi,” sebutnya.
“Tambah lagi sekarang banyak event-event yang dibuat untuk mengundang masyarakat luar, dan ini yang menjadikan kami bertambah yakin untuk berinvestasi di Batanghari,” pungkasnya.
Untuk diketahui peningkatan destinasi wisata, peningkatan penerangan jalan, dan upaya mendatangkan investor ke Batanghari merupakan bagian dari 36 program prioritas Batanghari Tangguh yang tercantum dalam beberapa point.
Seperti pada point ke-10 yang berbunyi, ‘Penerangan jalan seluruh wilayah Kabupaten Batanghari’. Lalu pada point ke-22 yang berbunyi, ‘Pembangunan dan pengembangan potensi pariwisata desa/kelurahan’. Kemudian dipoint ke-25 berbunyi ‘Pembangunan alun-alun ibu kota Kabupaten Batanghari (pusat kuliner, pentas seni dan budaya, tempat bermain anak-anak dan sarana olahraga)’. Dan dalam point ke-13 yang berbunyi ‘Mendatangkan investor untuk membuka lapangan kerja dan memprioritaskan masyarakat setempat’. (ANI)